Aturan bisnis bagi prajurit TNI: batasan dan pengecualian, menjadi fokus utama dalam menjaga integritas dan profesionalisme di tengah dinamika kehidupan bernegara. Aturan ini menjabarkan batasan-batasan dan pengecualian dalam menjalankan kegiatan bisnis bagi prajurit, memastikan keseimbangan antara kewajiban sebagai prajurit dan hak untuk berbisnis. Hal ini penting untuk menghindari konflik kepentingan dan menjaga citra positif TNI.

Ruang lingkup aturan ini mencakup berbagai aspek, dari jenis kegiatan bisnis yang diperbolehkan hingga batasan sumber daya yang dapat digunakan. Perbedaan penerapannya dengan aturan bisnis umum juga akan dijelaskan, sehingga prajurit TNI dapat memahami dengan jelas hak dan kewajibannya. Pembahasan juga akan menyentuh dampak aturan ini terhadap karier dan kesejahteraan prajurit, serta prosedur pelaporan pelanggaran. Perbandingan dengan aturan bisnis di institusi lain juga akan disajikan untuk memberikan gambaran yang lebih komprehensif.

Definisi Aturan Bisnis bagi Prajurit TNI

Aturan bisnis bagi prajurit TNI merupakan pedoman yang mengatur kegiatan ekonomi dan transaksi keuangan yang dilakukan oleh prajurit. Pedoman ini bertujuan untuk menjaga integritas dan menghindari konflik kepentingan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai prajurit. Aturan ini mencakup berbagai aspek, dari pengelolaan aset hingga pelaksanaan transaksi bisnis.

Ruang Lingkup Aturan

Aturan bisnis ini mengatur berbagai aspek terkait dengan kegiatan ekonomi dan keuangan prajurit TNI. Aspek-aspek tersebut meliputi: pengelolaan aset, transaksi keuangan, investasi, dan kerjasama bisnis. Tujuannya untuk mencegah potensi penyalahgunaan wewenang dan menjaga keharmonisan dalam pelaksanaan tugas.

Perbedaan dengan Aturan Bisnis Umum

Berikut tabel yang membedakan aturan bisnis bagi prajurit TNI dengan aturan bisnis umum:

Aspek Aturan Bisnis Umum Aturan Bisnis Prajurit TNI
Prinsip Keuntungan dan efisiensi Integritas, netralitas, dan menghindari konflik kepentingan
Sumber Daya Modal pribadi dan investor Aset negara, serta modal pribadi (dengan batasan)
Regulasi Undang-undang dan peraturan perundang-undangan umum Undang-undang dan peraturan perundang-undangan umum, ditambah dengan aturan khusus bagi prajurit TNI
Pengecualian Lebih luas, sesuai dengan perjanjian dan regulasi Lebih ketat, dengan fokus pada menghindari konflik kepentingan dan pengabdian pada negara

Perbedaan Penerapan

Perbedaan utama penerapan aturan bisnis ini terletak pada prinsip dasar yang dipegang. Aturan bisnis umum lebih berfokus pada keuntungan dan efisiensi, sementara aturan bisnis bagi prajurit TNI berlandaskan pada integritas, netralitas, dan pengabdian pada negara. Prajurit TNI dilarang terlibat dalam kegiatan bisnis yang berpotensi merugikan negara atau mengganggu tugas pokoknya.

Batasan-batasan

Batasan-batasan terkait aturan bisnis ini dirancang untuk menghindari konflik kepentingan dan menjaga integritas prajurit. Berikut batasan-batasan yang berlaku:

  • Larangan terlibat dalam kegiatan bisnis yang berpotensi merugikan negara atau mengganggu tugas pokok.
  • Batasan terkait kepemilikan saham, investasi, dan usaha yang tidak sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sebagai prajurit.
  • Pembatasan dalam menerima hadiah, imbalan, atau bentuk kompensasi yang dapat dianggap sebagai gratifikasi.
  • Kewajiban pelaporan aset dan transaksi keuangan secara transparan dan bertanggung jawab.
  • Pemantauan dan pengawasan yang ketat dari pihak terkait untuk memastikan kepatuhan terhadap aturan.

Jenis-Jenis Aturan Bisnis bagi Prajurit TNI

Aturan bisnis bagi prajurit TNI bertujuan menjaga integritas dan menghindari konflik kepentingan. Ketentuan ini penting untuk memastikan penggunaan sumber daya negara dilakukan secara transparan dan akuntabel. Pembatasan dan pengecualian dalam aturan ini akan diuraikan secara rinci untuk memberikan gambaran yang komprehensif.

Jenis-Jenis Kegiatan Bisnis yang Diperbolehkan

Prajurit TNI diperbolehkan menjalankan usaha dalam beberapa sektor yang tidak bertentangan dengan tugas pokoknya. Jenis usaha ini didasarkan pada prinsip keseimbangan antara tanggung jawab militer dan kegiatan bisnis. Penting untuk dipahami bahwa setiap kegiatan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

  • Usaha pertanian dan peternakan yang tidak mengganggu tugas pokok.
  • Usaha kecil menengah yang tidak melibatkan transaksi dengan pihak yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan.
  • Usaha jasa yang terkait dengan keahlian atau keterampilan yang dimiliki, selama tidak menghambat tugas pokok.

Jenis-Jenis Kegiatan Bisnis yang Dilarang

Beberapa kegiatan bisnis dilarang bagi prajurit TNI untuk mencegah terjadinya konflik kepentingan dan pelanggaran kode etik. Larangan ini bertujuan menjaga netralitas dan integritas prajurit TNI.

  • Usaha yang melibatkan pengadaan barang dan jasa pemerintah, terutama dalam proyek-proyek yang melibatkan instansi TNI.
  • Usaha yang berhubungan langsung dengan pertahanan dan keamanan negara, termasuk perdagangan senjata dan peralatan militer.
  • Usaha yang berpotensi merugikan negara atau menguntungkan pihak tertentu secara tidak adil.

Pengecualian dalam Aturan Bisnis

Terdapat pengecualian dalam aturan bisnis bagi prajurit TNI, yang didasarkan pada kondisi tertentu dan pertimbangan yang matang. Pengecualian ini bertujuan untuk memberikan fleksibilitas bagi prajurit TNI dalam menjalankan usaha, tanpa mengorbankan integritas dan netralitas.

  • Izin khusus untuk kegiatan usaha yang terkait dengan keahlian dan keterampilan khusus yang dibutuhkan dalam tugas pokok.
  • Pengecualian untuk usaha yang telah mendapatkan persetujuan tertulis dari atasan yang berwenang, setelah melalui proses pertimbangan yang cermat.
  • Pertimbangan khusus untuk usaha yang memberikan manfaat bagi masyarakat dan negara, serta tidak menimbulkan konflik kepentingan.

Tabel Rincian Aturan dan Batasan

Jenis Kegiatan Kriteria Perbolehkan Kriteria Dilarang Pengecualian
Usaha Pertanian Tidak mengganggu tugas pokok Tidak terlibat dalam proyek pemerintah Izin khusus jika terkait keahlian
Usaha Jasa Tidak menghambat tugas pokok Menyalahi prosedur pengadaan Jika berkaitan dengan keahlian yang dibutuhkan
Usaha Lainnya Tidak berpotensi konflik kepentingan Berkaitan dengan pertahanan/keamanan negara Dengan persetujuan atasan dan pertimbangan khusus

Penerapan Aturan dalam Skenario Bisnis

Contoh penerapan aturan bisnis bagi prajurit TNI dalam skenario bisnis: Seorang prajurit yang memiliki keahlian dalam bidang pertanian diizinkan untuk bercocok tanam di lahan pribadi. Namun, dia dilarang terlibat dalam pengadaan kebutuhan pertanian untuk instansi TNI. Pengecualian bisa diberikan jika keahliannya diperlukan dalam suatu proyek tertentu.

Batasan dan Pengecualian dalam Aturan Bisnis

Aturan bisnis bagi prajurit TNI, selain mengatur kegiatan bisnis, juga perlu memperhatikan batasan dan pengecualian. Hal ini bertujuan untuk menjaga netralitas dan integritas TNI serta menghindari konflik kepentingan. Pengetahuan mengenai batasan dan pengecualian sangat penting untuk memastikan prajurit TNI menjalankan kegiatan bisnis sesuai aturan.

Batasan-batasan dalam Kegiatan Bisnis

Prajurit TNI memiliki batasan-batasan tertentu dalam menjalankan kegiatan bisnis. Batasan ini meliputi sumber daya, wewenang, dan etika. Pembatasan ini bertujuan untuk mencegah pemanfaatan jabatan dan pengaruh untuk kepentingan pribadi, serta memastikan kegiatan bisnis tidak mengganggu tugas pokok TNI.

Contoh Batasan Berdasarkan Sumber Daya, Wewenang, dan Etika

  • Sumber Daya: Prajurit TNI dilarang menggunakan aset negara untuk kegiatan bisnis pribadi. Mereka juga dibatasi dalam penggunaan fasilitas militer untuk kepentingan bisnis.
  • Wewenang: Prajurit TNI tidak diperbolehkan menggunakan wewenang jabatan untuk mendapatkan keuntungan dalam kegiatan bisnis. Mereka dilarang menggunakan pengaruh atau koneksi untuk mempengaruhi keputusan bisnis.
  • Etika: Prajurit TNI harus menjalankan kegiatan bisnis dengan etika yang tinggi. Mereka harus menghindari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dalam setiap transaksi bisnis.

Pengecualian dalam Aturan Bisnis

Meskipun ada batasan, terdapat pengecualian tertentu dalam aturan bisnis bagi prajurit TNI. Pengecualian ini perlu dipertimbangkan untuk menghindari pembatasan yang tidak perlu, dan meminimalkan hambatan bagi prajurit TNI yang ingin mengembangkan usaha yang sah.

Prosedur Mendapatkan Pengecualian

Prajurit TNI yang ingin mengajukan pengecualian harus mengikuti prosedur yang telah ditetapkan. Prosedur ini biasanya melibatkan pengajuan permohonan tertulis ke instansi terkait, disertai dokumen pendukung yang memadai. Permohonan akan dievaluasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, dan keputusan akhir akan diinformasikan secara resmi.

Tabel Ringkasan Batasan dan Pengecualian

Jenis Batasan/Pengecualian Deskripsi Alasan
Penggunaan Aset Negara Dilarang menggunakan aset negara untuk kegiatan bisnis pribadi. Untuk menjaga aset negara dari penyalahgunaan dan memastikan pemanfaatannya untuk kepentingan umum.
Pemanfaatan Fasilitas Militer Dibatasi dalam penggunaan fasilitas militer untuk kepentingan bisnis. Untuk menghindari gangguan terhadap tugas pokok TNI dan menjaga keamanan fasilitas militer.
Penggunaan Wewenang Jabatan Dilarang menggunakan wewenang jabatan untuk keuntungan pribadi. Untuk mencegah konflik kepentingan dan menjaga netralitas TNI.
Pengecualian atas Penggunaan Aset Negara Pengecualian dapat diberikan jika kegiatan bisnis tersebut memberikan manfaat bagi negara dan tidak mengganggu tugas pokok TNI. Memungkinkan kegiatan bisnis yang mendukung tujuan negara dan menghindari pembatasan yang tidak perlu.

Dampak Aturan Bisnis Terhadap Prajurit TNI

Penerapan aturan bisnis bagi prajurit TNI akan berdampak signifikan terhadap karier dan kesejahteraan mereka. Pemahaman mendalam tentang dampak ini penting untuk memastikan penerapan aturan tersebut berjalan optimal dan tidak merugikan prajurit.

Dampak Terhadap Karier

Penerapan aturan bisnis dapat membuka peluang karier baru bagi prajurit TNI. Dengan memahami mekanisme bisnis, prajurit dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang berharga. Hal ini bisa membuka pintu untuk promosi jabatan atau peluang tambahan di luar tugas pokok. Namun, aturan ini juga bisa menciptakan persaingan yang ketat di antara prajurit, menuntut mereka untuk terus meningkatkan kompetensi dan adaptasi.

Ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan aturan bisnis bisa berdampak pada keterbatasan karier.

Dampak Terhadap Kesejahteraan

Aturan bisnis yang baik dapat meningkatkan kesejahteraan prajurit TNI. Dengan adanya pendapatan tambahan melalui kegiatan bisnis yang diizinkan, prajurit bisa meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi beban finansial. Namun, hal ini juga perlu diimbangi dengan aturan yang jelas dan transparan, menghindari potensi konflik kepentingan dan korupsi. Adanya batasan dan pengawasan yang ketat akan memastikan bahwa kegiatan bisnis tidak merugikan kepentingan negara dan tugas pokok prajurit.

Dampak Terhadap Motivasi dan Kinerja

Aturan bisnis yang tepat dapat meningkatkan motivasi dan kinerja prajurit TNI. Dengan adanya peluang untuk mengembangkan bisnis dan meningkatkan kesejahteraan, prajurit akan lebih termotivasi untuk bekerja keras dan berdedikasi dalam menjalankan tugasnya. Namun, penerapan aturan yang terlalu ketat atau kurang fleksibel bisa berdampak negatif pada motivasi. Adanya dukungan dan bimbingan yang memadai dari pihak terkait akan sangat membantu dalam adaptasi dan penerapan aturan ini.

Pertimbangan dan Poin Penting

Penerapan aturan bisnis ini harus memperhatikan beberapa poin penting:

  • Keseimbangan antara tugas pokok dan kegiatan bisnis: Aturan harus jelas dalam membatasi waktu dan energi yang dialokasikan untuk kegiatan bisnis, tanpa mengganggu tugas pokok sebagai prajurit.
  • Transparansi dan akuntabilitas: Kegiatan bisnis harus dilakukan secara transparan dan akuntabel, untuk menghindari potensi konflik kepentingan dan korupsi.
  • Pelatihan dan pendampingan: Prajurit TNI perlu diberikan pelatihan dan pendampingan yang memadai untuk memahami dan mengelola kegiatan bisnis sesuai aturan.
  • Pengawasan dan evaluasi: Adanya pengawasan dan evaluasi yang berkala akan memastikan aturan dipatuhi dan dampaknya terpantau.

Ilustrasi, Aturan bisnis bagi prajurit TNI: batasan dan pengecualian

Misalnya, seorang prajurit TNI yang memiliki keahlian dalam bidang pertanian dapat mengembangkan usaha pertanian kecil-kecilan di lahan yang diizinkan. Dengan aturan yang jelas dan pengawasan yang memadai, kegiatan ini dapat meningkatkan kesejahteraan prajurit dan keluarganya, sekaligus memberikan kontribusi positif bagi perekonomian lokal. Namun, aturan harus tetap memastikan bahwa kegiatan tersebut tidak mengganggu tugas pokok prajurit, seperti kehadiran dalam latihan dan penugasan.

Prosedur dan Mekanisme Pelaporan Pelanggaran: Aturan Bisnis Bagi Prajurit TNI: Batasan Dan Pengecualian

Pelaporan pelanggaran aturan bisnis bagi prajurit TNI merupakan langkah penting untuk menegakkan disiplin dan transparansi. Prosedur dan mekanisme yang jelas diperlukan agar pelaporan dapat berjalan efektif dan menghasilkan tindakan yang tepat.

Prosedur Pelaporan Pelanggaran

Prosedur pelaporan pelanggaran dirancang untuk memastikan kerahasiaan pelapor dan keadilan dalam proses investigasi. Pelaporan dapat dilakukan melalui beberapa jalur, disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelanggaran.

  • Pelaporan Tertulis: Pelapor menyampaikan laporan tertulis yang detail mengenai pelanggaran yang terjadi, termasuk waktu, tempat, dan bukti-bukti yang mendukung. Laporan harus ditandatangani dan diserahkan kepada pihak yang berwenang.
  • Pelaporan Lisan: Pelaporan lisan dapat dilakukan dalam situasi darurat atau untuk pelanggaran ringan. Namun, laporan lisan sebaiknya diikuti dengan pelaporan tertulis untuk dokumentasi yang lebih komprehensif.
  • Pelaporan Melalui Sistem Online: Untuk mempermudah dan mempercepat proses, pelaporan dapat dilakukan melalui sistem online yang telah disediakan. Sistem ini dirancang untuk keamanan data dan memastikan pelaporan tercatat secara resmi.

Mekanisme Pelaporan

Mekanisme pelaporan pelanggaran didesain untuk menjamin keterbukaan dan transparansi. Pihak-pihak yang berwenang menerima laporan harus diinformasikan dengan jelas.

  • Komandan Satuan: Komandan satuan bertanggung jawab menerima laporan pelanggaran yang terjadi di lingkungan satuannya. Ini berlaku untuk pelanggaran ringan hingga sedang.
  • Inspektorat Militer: Inspektorat Militer berwenang menerima laporan pelanggaran yang bersifat serius atau yang memerlukan investigasi lebih mendalam.
  • Lembaga Anti Korupsi (jika terkait): Dalam kasus pelanggaran yang berkaitan dengan korupsi, laporan dapat disampaikan ke lembaga anti korupsi yang berwenang.

Pihak yang Berwenang Menerima Laporan

Berikut adalah pihak-pihak yang berwenang menerima laporan pelanggaran, dengan rincian tanggung jawab masing-masing:

Pihak Jenis Pelanggaran Tanggung Jawab
Komandan Satuan Pelanggaran ringan, pelanggaran sedang di lingkungan satuan Menindaklanjuti laporan, melakukan investigasi awal, dan mengambil tindakan korektif
Inspektorat Militer Pelanggaran berat, pelanggaran yang berdampak luas, pelanggaran korupsi Melakukan investigasi mendalam, menyusun laporan hasil investigasi, dan merekomendasikan sanksi
Lembaga Anti Korupsi Pelanggaran korupsi Menangani kasus pelanggaran korupsi sesuai dengan kewenangan dan prosedur yang berlaku

Bagan Alir Proses Pelaporan

Bagan alir berikut menggambarkan secara umum proses pelaporan pelanggaran:

(Di sini seharusnya terdapat bagan alir/flowchart. Namun, karena format ini tidak memungkinkan untuk menampilkan gambar, maka uraian tertulis harus dibuat sebagai pengganti. Flowchart idealnya akan memperlihatkan tahapan dari pelaporan hingga penindakan.)

Proses pelaporan biasanya dimulai dengan pengaduan, kemudian verifikasi, penyelidikan, hingga pemberian sanksi yang sesuai. Detail proses dan mekanisme penyelidikan akan berbeda tergantung jenis dan tingkat pelanggaran.

Contoh Kasus Pelanggaran dan Tindakan yang Diambil

Berikut adalah contoh kasus pelanggaran dan tindakan yang diambil. (Contoh kasus harus berupa skenario umum yang tidak mengidentifikasi identitas individu dan tetap menjaga kerahasiaan.)

  • Kasus: Prajurit TNI menyalahgunakan wewenang dalam pengadaan barang.
  • Tindakan: Laporan disampaikan ke Inspektorat Militer. Inspektorat Militer melakukan investigasi, memeriksa bukti-bukti, dan memanggil pihak terkait. Berdasarkan hasil investigasi, Inspektorat Militer merekomendasikan sanksi administratif sesuai dengan tingkat pelanggaran.

Perbandingan Aturan Bisnis TNI dengan Institusi Lain

Penerapan aturan bisnis di lingkungan TNI memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan institusi lain seperti PNS dan sektor swasta. Perbedaan ini muncul dari tugas pokok dan fungsi serta struktur organisasi yang unik. Memahami kesamaan dan perbedaan penerapan aturan bisnis ini penting untuk memastikan transparansi dan efisiensi dalam pengelolaan sumber daya di lingkungan TNI.

Perbedaan dan Persamaan Penerapan Aturan Bisnis

Meskipun memiliki tujuan utama yang serupa, yaitu mengelola sumber daya secara efektif dan efisien, terdapat perbedaan signifikan dalam penerapan aturan bisnis di antara TNI, PNS, dan sektor swasta. Perbedaan ini didorong oleh faktor-faktor seperti struktur organisasi, hierarki, dan tuntutan tugas pokok yang berbeda.

Tabel Perbandingan Aturan Bisnis

Aspek TNI PNS Swasta
Sumber Daya Didominasi oleh aset negara, dengan aturan akuntabilitas yang ketat. Didominasi oleh aset negara, dengan aturan akuntabilitas yang ketat, namun dengan ruang gerak yang lebih luas untuk inovasi. Didominasi oleh aset pribadi atau perusahaan, dengan aturan akuntabilitas yang terikat pada regulasi perusahaan dan pasar.
Struktur Organisasi Hierarkis dan berstruktur ketat, dengan kewenangan yang terpusat. Hierarkis, dengan kewenangan yang terstruktur, namun lebih fleksibel dibandingkan TNI. Beragam, bisa terpusat atau terdesentralisasi, dengan kewenangan yang lebih fleksibel.
Transparansi Dituntut untuk transparan, tetapi dengan batasan tertentu terkait keamanan nasional. Dituntut untuk transparan, dengan mekanisme pelaporan dan pengawasan yang ketat. Dituntut untuk transparan, dengan mekanisme pelaporan yang berorientasi pada akuntabilitas korporasi.
Inovasi Terbatas oleh aturan dan prosedur yang terkadang kaku, demi menjaga integritas dan keamanan. Lebih fleksibel dan memungkinkan inovasi, dengan penekanan pada efisiensi dan efektivitas. Dapat lebih inovatif, berorientasi pada pertumbuhan dan keuntungan bisnis.
Kepemilikan Aset Semua aset milik negara. Aset milik negara, namun ada fleksibilitas pengelolaan. Aset milik perusahaan atau pribadi.

Alasan Perbedaan Penerapan Aturan

Perbedaan penerapan aturan bisnis di TNI, PNS, dan sektor swasta berakar pada perbedaan tugas pokok, struktur organisasi, dan lingkungan kerja. TNI, sebagai institusi pertahanan negara, memiliki kebutuhan keamanan dan kerahasiaan yang lebih tinggi dibandingkan institusi lainnya. Hal ini tercermin dalam aturan dan prosedur yang lebih ketat. Sebaliknya, PNS dan sektor swasta lebih berfokus pada efisiensi dan inovasi untuk mencapai tujuan bisnis masing-masing.

Implikasi Perbandingan Terhadap Prajurit TNI

Pemahaman mendalam tentang perbedaan dan persamaan aturan bisnis ini sangat penting bagi prajurit TNI. Pemahaman ini akan membantu prajurit TNI dalam menjalankan tugasnya dengan lebih baik, memahami batas kewenangan, dan menghindari potensi pelanggaran. Hal ini juga akan meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya di lingkungan TNI. Selain itu, pemahaman ini juga dapat mendorong efisiensi dalam operasional.

Akhir Kata

Aturan bisnis bagi prajurit TNI: batasan dan pengecualian, memiliki tujuan utama untuk menciptakan transparansi dan menghindari konflik kepentingan. Penerapannya yang terarah dan konsisten akan berdampak positif pada citra TNI dan menjaga integritas prajurit dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Penting bagi setiap prajurit untuk memahami dan mematuhi aturan ini agar tidak terjadi pelanggaran dan menjaga nama baik institusi.

Semoga pemahaman yang lebih mendalam tentang aturan ini dapat meminimalisir potensi masalah di masa mendatang.

Pertanyaan yang Kerap Ditanyakan

Apa saja contoh kegiatan bisnis yang dilarang bagi prajurit TNI?

Contoh kegiatan bisnis yang dilarang dapat meliputi kegiatan yang berpotensi menimbulkan konflik kepentingan dengan tugas pokok TNI, atau yang bertentangan dengan kode etik prajurit. Rinciannya akan dijelaskan dalam artikel.

Berapa lama masa berlaku pengecualian dalam aturan bisnis ini?

Masa berlaku pengecualian akan tergantung pada jenis pengecualian dan alasannya. Penjelasan lebih lanjut akan tersedia dalam artikel.

Apa sanksi bagi prajurit TNI yang melanggar aturan bisnis ini?

Sanksi akan tergantung pada tingkat keparahan pelanggaran, dan akan dijelaskan secara rinci dalam artikel.

Bagaimana jika prajurit TNI ingin membuka usaha yang tidak tercantum dalam aturan bisnis?

Prajurit perlu berkonsultasi dengan pihak berwenang untuk mendapatkan izin dan memastikan kesesuaian dengan aturan yang berlaku.

Share:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *